Tuesday, December 8, 2009
PARAGRAF
Paragraf/alinea merupakan bagian dari wacana yang merupakan satu kesatuan kalimat-kalimat penjelas. Paragraf yang baik harus memenuhi kriteria yaitu memiliki satu ide pokok atau satu pikiran utama dan beberapa pikiran penjelas antarkalimat saling berkaitan/berkoherensi sehingga merupakan satu kesatuan. Kalimat yang memuat ide pokok/pikiran utama disebut kalimat utama. Kalimat yang mengandung pikiran penjelas disebut kalimat penjelas. Paragraf yang kalimat utamanya terletak pada awal paragraf disebut paragraf deduktif. Paragraf yang kalimat utamanya terletak di akhir paragraf disebut paragraf induktif.
Menyusun Kalimat Menjadi Paragraf yang Padu
Paragraf merupakan bagian dari wacana yang merupakan satu kesatuan. Paragraf yang baik harus memenuhi kriteria berikut.
1. Memiliki satu ide pokok atau satu pikiran utama dan beberapa pikiran penjelas.
2. Antarkalimat saling bertautan (berkoherensi) sehingga membentuk satu kesatuan.
Koherensi perlu penataan urutan kalimat yang sistematis. Tanpa urutan yang baik, koherensi tidak akan kita peroleh. Penanda koherensi antara lain pengulangan kata/frasa kunci, kata ganti, konjungsi antarkalimat, dan situasi. Konjungsi antarparagraf pada dasarnya sama dengan konjungsi antarkalimat.
JENIS-JENIS PARAGRAF
1. Paragraf narasi adalah jenis karangan yang bertujuan menceritakan suatu pokok persoalan.
Ciri narasi yaitu ada pelaku, alur, latar, dan jalan cerita runtut.
2. Paragraf deskripsi/lukisan adalah jenis karangan yang bersifat informatif. Tulisannya berdasarkan hasil pengamatan. Pembaca diajak menikmati segala sesuatu yang telah dinikmati penulis.
3. Paragraf eksposisi adalah jenis karangan yang bertujuan menerangkan suatu pokok masalah/ pikiran yang dapat memperluas pengetahuan pembaca.
4. Paragraf argumentasi adalah jenis karangan yang berisi ide/gagasan yang dilengkapi bukti-bukti kesaksian yang dijalin menurut proses penalaran yang kritis dan logis. Tujuan argumentasi memengaruhi atau meyakinkan pembaca untuk menyatakan persetujuannya.
5. Paragraf persuasi adalah karangan yang disampaikan dengan cara-cara tertentu, bersifat ringkas. menarik. dan mempengaruhi pembaca sehingga pembaca tergugah atau tergerak oleh isi yang tersirat.
Penulisan Simpulan Paragraf Induktif dan Deduktif
Simpulan paragraf deduktif ditarik dari pernyataan yang bersifat umum ke pernyataan yang bersifat khusus. Simpulan terletak di awal paragraf.
Simpulan paragraf induktif ditarik dari pernyataan yang bersifat khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Simpulan terletak di akhir paragraf.
Masalah, Ide Pokok/Gagasan Pokok, Kalimat Utama, Fakta, Opini, dan Simpulan Bacaan
Masalah merupakan hal atau sesuatu yang harus diselesaikan atau dicari jalan keluarnya.
Ide pokok /pikiran utama/gagasan utama adalah gagasan yang menjiwai paragraf. Cara
menentukan gagasan utama dalam paragraf adalah: merupakan pernyataan yang paling
umum, paling penting atau penyataan yang merupakan kesimpulan, dan terdapat bagian-bagian yang diulang pada kalimat-kalimat yang lain.
Fakta merupakan sesuatu atau hal yang benar-benar terjadi. Semua orang akan mengatakan pernyataan yang sama terhadap sebuah fakta. Lawan dari fakta adalah pendapat (opini).
Pendapat (opini) merupakan gagasan, ide, atau pemikiran seseorang terhadap suatu peristiwa, hal, atau masalah. Pendapat seseorang terhadap suatu masalah, hal, atau peristiwa dapat berbeda dari pendapat orang lain.
Simpulan adalah sesuatu yang disimpulkan atau pendapat terakhir berdasarkan uraian sebelumnya. Simpulan bisa diketahui berdasarkan letak gagasan pokok.
Rangkuman merupakan penyajian bacaan dalam bentuk singkat dengan memperhatikan urutan isi dan sudut pandang pengarang bacaan asli. Apa yang diungkapkan dalam laporan harus sama dengan apa yang diungkapkan dalam bacaan.
Pertanyaan tentang Isi Teks
Sebuah teks dapat berbentuk bacaan, tabel, grafik, diagram, atau peta. Sebuah teks mengungkapkan suatu hal atau masalah. Hal atau masalah yang terdapat dalam teks dapat dibuat sebuah pertanyaan. Jawaban pertanyaan tersebut terdapat dalam teks. Pertanyaan tersebut dapat menggunakan kalimat tanya sebagai berikut.
1. Apa untuk menanyakan hal, masalah, peristiwa, atau kejadian yang dibahas dalam teks.
2. Di mana untuk menanyakan tempat peristiwa yang dibahas dalam teks.
3. Kapan untuk menanyakan waktu peristiwa yang dibahas dalam teks.
4. Mengapa untuk menanyakan sebab atau alasan hal, masalah, peristiwa, atau kejadian dalam teks terjadi.
5. Bagaimana untuk menanyakan proses terjadinya hal, masalah, peristiwa, atau kejadian dalam teks terjadi
Pola Pengembangan Paragraf Deduktif dan Induktif
Silogisme merupakan bentuk cara berpikir atau menarik kesimpulan yang terdiri atas premis (pernyataan) umum, premis khusus, dan kesimpulan.
Premis umum merupakan pernyataan yang bersifat umum. Premis khusus merupakan pernyataan yang bersifat khusus. Kesimpulan merupakan kesimpulan dari premis umum dan khusus. Rumus silogisme sebagai berikut.
Rumus silogisme
PU : semua A = B
PK : C=A
K :C=B
1. Premis umum merupakan pernyataan atau syarat dari sesuatu. Anggota dari premis umum adalah semua hal, sesuatu, atau orang yang memenuhi syarat tertentu. Premis khusus merupakan bagian dari premis umum.
2. Kesimpulan merupakan premis khusus yang harus memiliki syarat atau sesuai dengan pernyataan dalam premis umum.
3. Silogisme merupakan salah satu pola pengembangan paragraf deduktif. Pola pengembangan yang lain adalah entimem dan sebab akibat.
Entimem adalah silogisme yang diperpendek. Rumusnya sebagai berikut.
Entimem: C = B karena C = A.
Contoh:
Silogisme
Premis Umum (PU) : Siswa SMA harus memakai baju seragam putih abu-abu.
Premis Khusus (PK) : Ismail siswa SMA.
Kesimpulan (K) : Jadi, Ismail harus memakaibaju seragam putih abu‑abu.
Entimem
Ismail harus memakai baju seragam putih abu-abu karena ia siswa SMA.
Menarik Kesimpulan
Dalam menyusun pendapat untuk menarik kesimpulan yang benar, kita harus
menggunakan pola berpikir/penalaran yang benar pula. Pola penalaran dibagi menjadi
dua, yaitu deduktif dan induktif.
1. Penalaran deduktif yaitu; dimulai dengan mengemukakan pernyataan yang umum
(premis umum/mayor) diikuti pernyataan khusus (premis khusus/minor) menarik
kesimpulan terhadap hal yang khusus. Penalaran demikian disebut juga silogisme.
2. Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan peristiwa-peristiwa khusus
menuju kepada kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus tersebut. Macam-macam penalaran induktif:
• Generalisasi: perumusan kesimpulan umum berdasarkan data/kejadian-kejadian yang bersifat khusus.
• Sebab-akibat: dimulai dengan fakta-fakta yang menjadi sebab menuju kesimpulan yang menjadi akibat.
• Akibat-sebab: dimulai pada fakta-fakta yang menjadi akibat lalu kita analisis untuk mencari sebabnya.
• Analogi adalah pengambilan kesimpulan dengan asumsi bahwa jika dua atau beberapa hal memiliki banyak kesamaan, maka aspek lain pun memiliki
kesamaan.
Tuesday, December 1, 2009
Kisi-kisi soal ujian Nasional 2009-2010
- Menentukan isi dan unsur paragraf
Paragraf deduktif dan induktif
Ide pokok dan ide penjelas setiap paragraph - Menentukan kalimat berbentuk opini
Fakta dan opini - Menentukan jenis laporan
Jenis-jenis dan bagian-bagian laporan - Menentukan isi petunjuk kerja
- Menentukan isi riwayat hidup
Pengertian biografi dan otobiografi
Bagian-bagian dari biografi dan otobiografi - Menentukan isi grafik dan matriks
Pengertian grafik dan matriks
Contoh-contoh grafik - Menentukan tanggapan yang logis dan yang sesuai dengan isi paragraf
- Menentukan makna istilah dalam paragraf
Mencari istilah-istilah perkelompok - Menentukan kalimat pertanyaan sesuai isi yang benar
Membuat pertanyaan berdasarkan wacana - Menyimpulkan isi laporan
Kesimpulan : Pengertian kesimpulan - Menulis/melengkapi karangan
Kerangka karangan
Judul
Tema
Kalimat yang rumpang dalam karangan - Melengkapi bagian proposal
- Menentukan kesesuaian bagian-bagian proposal
- Menentukan jenis karangan
- Menjelaskan jenis-jenis karangan
- Menentukan kalimat yang menyatakan hubungan perbandingan dalam paragraf
Kalimat pebandingan - Menentukan penulisan kata dan pilihan kata (diksi)
Pengertian diksi, jenis-jenis kata dsb - Menentukan kerangka karangan
Membuat sebuah kerangka karangan - Menentukan kalimat efektif dalam karangan
Pengertian kalimat efektif, kalimat rancu, boros - Menyusun topik karangan yang diacak
Kaitannya dengan kerangka karangan
Melengkapi paragraf rumpang dalam suatu karangan
Berkaitan dengan paragraph dan karangan
Menentukan ungkapan berdasarkan ilustrasi karangan
Ungkapan, peribahasa
Menentukan bagian-bagian surat berita keluarga
Bagian-bagian surat
Menentukan jenis surat
Jenis-jenis surat
Menentukan kalimat penutup surat permohonan
Kalimat penutup surat permohonan
Menentukan isi surat perjanjian jual beli
Isi surat perjanjian jual beli
Melengkapi bagian-bagian isi surat kuasa
Isi surat kuasa
Menentukan kalimat pembuka surat lamaran pekerjaan
Membuat surat lamaran pekerjaan
Menyunting kalimat laporan
Menyusun sebuah catatan kaki
Menyusun isi catatan hasil rapat
Menentukan isi prakata (kata pengantar)
Menentukan makna kalimat poster
Menentukan makna ungkapan dalam lirik lagu
Menentukan peribahasa sesuai illustrasi
Menentukan unsur intrinsic dalam puisi
Menentukan unsur intrinsic penggalan cerpen, roman, novel
Melengkapi naskah drama dan memahami isinya
Menentukan unsur ekstrinsik penggalan novel
Thursday, October 22, 2009
REKLAME, IKLAN, DAN POSTER (Bahan ajar bahasa Indonesia kelas XII)
Friday, July 24, 2009
PUISI
UNSUR INTRINSIK PUISI
Hakekat Puisi
1. Tema (sense)
Tema adalah pokok pembicaraan dalam puisi
2. Rasa (feel)
Rasa adalah sikap penyair terhadap pokok pembicaraan dalam puisi.
3. Nada (tone)
Nada adalah sikap penyair terhadap pembaca
4. Amanat (intention)
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca atau pendengarnya.
Metode Puisi
1. Diksi (Pilihan Kata)
Diksi adalah pilihan kata yang digunakan oleh penulis untuk dirangkai menjadi kalimat yang indah dalam puisi.
2. Imaji (Daya Bayang)
Imaji adalah daya bayang. Kaitannya dengan imajinasi penulis dan pembaca. Penulis harus bisa menyusun kata-kata menjadi kalimat yang indah, yang bisa membangkitkan imajinasi pembaca atau pendengar.
3. Kata nyata (denotatif)
Kata nyata adalah kata dengan makna sebenarnya yang bukan berupa ungkapan. Tidak bermakna kiasan.
4. Majas
5. Rima
jenis rima:
a-a-a-a
a-b-a-b
a-a-b-b
a-b-b-a
Resensi, Sinopsis, dan Ringkasan
Resensi merupakan suatu tulisan yang berisi tinjauan terhadap kualitas buku. Penulisan resensi bertujuan untuk menarik minat baca masyarakat agar mereka membaca buku itu.
Isi Resensi
1. Menuliskan identitas buku (judul buku, pengarang, penerbit, tahun
terbit, tebal halaman
a. Lengkap
b. Cukup lengkap
c. Tidak lengkapd. Kosong
2. Isi buku
a. Menarik dan lancar pengungkapannya
b. Cukup menarik dan cukup lancar pengungkapannya
c. Tidak menarik dan tidak lancar pengungkapannya
d. Kosong
3. Bahasa Pengarang
a. Lugas dan mudan dipahami
b. Cukup lugas dan cukup mudah dipahami
c. Tidak lugas dan tidak mudah dipahami
d. Kosong
4. Keunggulan Buku
a. Terinci dengan baik
b. Cukup terinci dengan baik
c. Tidak terinci dengan baik
d. Kosong
5. Kelemahan buku
a. Terinci dengan baik
b. Cukup terinci dengan baik
c. Tidak terinci dengan baik
d. Kosong
6. Kesimpulan
a. Ada dan sangat jelas
b. Ada dan cukup jelas
c. Tidak ada dan tidak jelas
d. Kosong
- Resensi adalah tulisan yang berisi ulasan, pertimbangan, atau pembicaraan suatu karya (sastra, nonsastra, film, drama, clan sebagainya) dengan tujuan untuk menyampaikan informasi kepada pembaca tentang sebuah karya patut mendapat sambutan atau tidak.
- Simpulan resensi biasanya berusaha meyakinkan pembaca agar membaca buku yang diulas.
ISI RESENSI
1. Identitas buku (judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, dan tebal halaman).
2. Sinopsis, unsur ekstrinsik, intrinsik (untuk buku fiksi), dan gambaran isi buku (untuk nonfiksi).
3. Nilai buku (kelebihan dan kelemahan buku).
4. Keterbacaan atau kecocokan pembacanya.
Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Karya Sastra
1. Tema
Inti cerita atau pokok pikiran sebuah karya sastra
Tema ada dua jenis:
a. Tema Tradisional
Tema tradisional masih memakai tema-tema yang umum yang sudah biasa didengar (klasik)
contoh:
Kebenaran selalu menang
akhir cerita yang bahagia
b. Tema Modern
Tema modern sudah tidak memakai tema-tema yang umum.
contoh:
yang benar tidak selalu menang
akhir cerita tidak selalu bahagia
2. Tokoh/Penokohan
Tokoh-tokoh yang ada dalam sebuah cerita beserta wataknya
Berdasarkan sifatnya tokoh dibagi menjadi dua:
a. Protagonis
Tokoh yang mempunyai sifat baik
b. Antagonis
Tokoh yang mempunyai sifat jahat
Berdasarkan keutamaannya tokoh dibagi menjadi dua:
a. Pelaku utama
Tokoh yang dipentingkan atau yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah cerita
b. Pemeran pembantu
Tokoh yang tidak begitu dipentingkan dan tidak menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah cerita. Namun berperan untuk mendukung tokoh utama.
3. Latar/Setting
Latar terjadinya sebuah cerita
a. Latar Tempat
tempat terjadinya sebuah cerita
contoh: di sekolah, di pasar, di dapur, di kamar
b. Latar waktu
waktu terjadinya sebuah peristiwa
contoh: tahun, tanggal, hari, jam, pagi, siang atau malam
c. Latar sosial
Kehidupan yang diangkat dalam sebuah cerita
contoh: kehidupan orang berada, orang miskin, orang yang tinggal di kolong jembatan
4. Alur/Plot
Alur adalah jalan cerita
Alur dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Alur maju
dalam alur maju cerita berjalan sesuai dengan urutan waktu
b. Alur mundur
dalam alur mundur cerita bergerak mundur ke masa yang telah berlalu (flash back)
c. Alur campuran
dalam alur campuran jalan cerita berjalan maju tetapi sesekali berjalan mundur ke masa yang lalu.
Jenis alur berdasarkan akhir dari cerita:
1. Alur terbuka
Cerita dengan alur terbuka membiarkan pembaca menyimpulkan sendiri akhir dari cerita.
hal ini membuat pembaca lebih berekspresi dan berimajinasi.
2.Alur tertutup
Cerita dengan alur tertutup penulis langsung menutup akhir cerita yang tidah bisa diubah oleh pembaca.
Tahapan Alur:
1. Eksposisi
Pemaparan, pengenalan cerita
2. Komplikasi
Gejala awal terjadinya konflik
3. Klimaks
Terjadinya konflik
4. Antiklimaks
Penurunan konflik
5. Resolusi
Penyelesaian masalah
6. Konklusi
Akhir cerita
5. Sudut Pandang (point of view)
Sudut pandang adalah cara pengarang menceritakan tokohnya
Jenis-jenis sudut pandang:
1. Orang pertama pelaku utama
Pengarang menjadi tokoh utama dalam sebuah cerita. Biasanya pengarang menggunakan kata aku atau saya
2. Orang pertama pelaku sampingan
Pengarang tidak menjadi tokoh utama dalam sebuah cerita, namun pengarang ada dalam cerita tersebut. Yang menjadi tokoh utama dalam cerita tersebut adalah orang di sekitar pengarang. biasanya ada kaitannya dengan pengarang.
3. Orang ketiga serba tahu
Pengarang tidak ada dalam sebuah cerita. Namun pengarang seolah-olah tahu yang terjadi dalam sebuah cerita.
4 Orang ketiga terbatas
Pengarang tidak ada dalam sebuah cerita. Pengarang seolah-olah tidak tau yang akan terjadi dalam sebuah cerita.
5. Campuran
Gabungan dari dua atau lebih sudut pandang
6. Amanat/pesan yang terkandung
Amanat atau pesan yang dapat diambil dari sebuah cerita
Jenis amanat:
a. Eksplisit
Amanat benar-benar ditulis dalam sebuah cerita sehingga pembaca tidak perlu berpikir lagi untuk mencari amanat yang terkandung dalam sebuah cerita.
b. Implisit
Amanat tidak ditulis oleh pengarang dalam sebuah cerita sehingga pembaca perlu berpikir lagi, memahami sebuah cerita sehingga menemukan sendiri amanat yang terkandung dalam sebuah cerita.
Unsur Ekstrinsik karya sastra adalah unsur-unsur yang melatarbelakangi terbentuknya sebuah karya sastra.
Unsur Ekstrinsik karya sastra tersebut diantaranya:
1. Latar belakang pengarang
Biografi pengarang, kejadian-kejadian yang dialami pengarang
2. Sosial
Kehidupan masyarakat tempat terbentuknya sebuah karya sastra
3. Ekonomi
Keadaan ekonomi pada saat terbentuknya karya sastra
4. Politik
Keadaan politik pada saat terbentuknya karya sastra
5. Budaya
Keadaan budaya di tempat terbentuknya sebuah karya sastra
Majas
Pada garis besarnya majas itu ada tiga macam :
1. Perumpamaan
2. Metafora
3. Personifikasi
MAJAS PERBANDINGAN
1. Perumpamaan
Majas perumpamaan ialah majas yang menggunakan perumpamaan atau menggunakan kata seperti, umpama, bagaikan, bagai, dan sebagainya.
Contoh:
Keadaannya seperti makan buah simalakama
Dia berada di kota besar seperti rusa masuk kampung.
2. Metafora
Majas perbandingan yang menggunakan kata-kata kiasan yang tidak menggunakan seperti,bagaikan dan sebagainya. Disebut juga perbandingan langsung.
Contoh:
Bunga bangsa gugur di medan perang.
Dia adalah pelita hatiku.
3. Personifikasi
Majas perbandingan dengan cara meletakkan sifat-sifat insan (orang) pada benda mati.
Contoh:
Peluit kereta api menjerit.
Senja memanggil burung ke sarangnya.
MAJAS PERTENTANGAN
Majas pertentangan ada tiga macam:
1. Majas Hiperbola
Majas pertentangan yang menggunakan kata-kata yang mengandung makna berlebih-lebihan padahal maknanya biasa saja.
Contoh:
Sejuta kenangan mengusik pikirannya
Harga-harga bergerak secepat kilat.
2. Majas Litotes
Majas pertentangan yang menggunakan kata-kata yang mengandung makna merendahkan, padahal maksudnya tinggi.
Contoh:
Sumbangan ini hanyalah setetes air pemuas dahaga.
Mampirlah ke gubuk buruk kami.
3. Majas Ironi
Majas pertentangan yang menggunakan kata-kata yang bertentangan dengan yang dimaksud.
Contoh :
Baru pukul dua malam mengapa engkau sudah pulang
MAJAS PERTAUTAN
Majas pertautan ada empat macam :
1. Metonimia
Majas pertautan yang menggunakan kata-kata yang berkaitan dengan nama pembuat atau merk dagang benda itu.
Contoh :
Ia sedang menghisap gudang garam. (rokok)
Aku ke sekolah naik honda. (mobil)
2. Sinekdoke
Majas pertautan yang menggunakan kata-kata yang berkaitan dengan hal-hal yang dipentingkan.
Majas Sinekdok dibagi menjadi 2 bagian:
a. Pars Pro Toto
Sinekdoke yang berarti sebagian untuk keseluruhan
Contoh:
Indonesia berpenduduk 180 juta jiwa.
b. Totem Pro Parte
Sinekdoke yang berarti keseluruhan untuk sebagian
Contoh:
Indonesia hanya memenangkan satu gelar dalam kejuaraan All England.
3. Alusio
Majas pertautan yang menggunakan kata-kata yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa umum yang terjadi atau penggunaan bahasa yang umum untuk menggunakan suatu maksud.
Contoh:
Hati-hati jangan sampai Peristiwa Madiun terjadi lagi.
Aku seperti melihat Presiden Sukarno ketika melihat ia berpidato.
4. Eufimisme
Majas pertautan yang menggunakan kata-kata yang berkaitan dengan kesopanan.
Contoh:
kencing diganti menjadi ke belakang atau buang air kecil
Bodoh diganti menjadi kurang pandai
Ungkapan dan Peribahasa
Ungkapan adalah kelompok kata atau perkataan yang bersifat tetap dan digunakan untuk menyatakan sesuatu maksud dengan arti kiasan.
contoh :
Buah bibir
meja hijau
unjuk gigi
PERIBAHASA
Peribahasa adalah bahasa berkias berupa kalimat atau kelompok kata yang tetap susunannya.
contoh :
Hancur badan dikandung tanah, budi baik dikenang jua.
Air susu dibalas dengan air tuba
PENGERTIAN APRESIASI
Apresiasi Sastra adalah kegiatan menggauli karya sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra (Effendi, 1973)
Apresiasi sastra adalah upaya memahami karya sastra, yaitu upaya bagaimanakah caranya untuk dapat mengerti sebuah karya sastra yang kita baca, baik fiksi maupun puisi, mengerti maknanya, baik yang intensional maupun yang aktual, dan mengerti seluk beluk strukturnya. Pendek kata, apresiasi sastra itu merupakan upaya "merebut makna" karya sastra (Teeuw, 1980)
Apresiasi adalah kesadaran terhadap nilai-nilai seni dan budaya, penilaian terhadap sesuatu ( KBBI,1994)